REVIEW JURNAL
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTORAL TERHADAP KESEMPATAN
KERJA TAMATAN SMK
1. Tentang penelitian
a. Nama Penulis dan tahun
Sulistiyanti, 2010
b. Tema
penelitian, Masalah Pokok dan topik pembahasan.
·
Tema
Penelitian
Tema dalam penelitian ini adalah
mengenai kesempatan kerja tamatan SMK
·
Masalah
Pokok
Masalah pengangguran selama kurun waktu 2003
s/d Februari 2009, paling banyak berpendidikan maksimum SD. Sementara itu,
jumlah penganggur terdidik (terutama tamatan perguruan tinggi dan tamatan SMK)
semakin meningkat dalam kurun waktu yang sama. Keadaan ini kontras dengan apa
yang diharapkan oleh banyak orang bahwa semakin tinggi pendidikan yang
ditamatkan, semakin tinggi harapan untuk dapat memperoleh pekerjaan. Dalam
penelitian ini dibahas mengenai kesempatan kerja khususnya kesempatan kerja
tamatan SMK dibandingkan dengan kesempatan kerja tamatan SMA. Selama ini jumlah
murid SMA selalu lebih banyak dari pada jumlah murid SMK, namun kebijakan dari
pemerintah cenderung semakin membuat rasio murid SMK terhadap murid SMA semakin
meningkat. Ini didorong oleh keyakinan bahwa dunia usaha semakin membutuhkan
tenaga kerja dengan spesifikasi khusus, yang dapat ditemukan pada diri lulusan
SMK untuk tingkat sekolah menengah lanjutan.
·
Topik
Pembahasan
Tenaga kerja merupakan salah satu
factor produksi, yang permintaannya antara lain ditentukan oleh; permintaan
terhadap output yang dihasilkan, tingkat substitusi antara tenaga kerja dengan
faktor produksi lain, besarnya upah pekerja, motivasi perusahaan dan
produktivitas tenaga kerja. Output yang dihasilkan oleh dunia usaha di berbagai
sektor ekonomi di setiap wilayah, secara agregat tercermin dari Produk Domestik
Regional Bruto, sehingga pertumbuhan PDRB sedikit banyak akan berpengaruh pada
permintaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja secara individual ditentukan
oleh preferensi mereka terhadap kegiatan bekerja dan memperoleh pendapatan
dibandingkan dengan kegiatan tidak bekerja dan memperoleh utilitas. Secara
umum, jumlah penawaran tenaga kerja tergantung pada jumlah penduduk dan
struktur umur, hasrat untuk bekerja, tingkat partisipasi angkatan kerja, usia
pensiun, maupun sikap sosial. Permintaan dan penawaran tenaga kerja
berinteraksi dalam pasar kerja. Hubungan antara employer dan employee
bersifat lebih langgeng, tidak temporal, dan pergerakkannya tidak semudah di pasar
barang. Pasar tenaga kerja dapat menjadi monopoli tatkala keahlian tertentu jarang
dimiliki dan terkontrol dalam sebuah organisasi. Interaksi dalam pasar kerja
akan menyaring tenaga kerja dengan berbagai tingkat pendidikan dan keahlian
dalam berbagai jenis pekerjaan dan tingkat upah yang berbeda
2. Tujuan yang Hendak dicapai dari Penelitian
a.
Tujuan
Penelitian
Menganalisis bagaimana pengaruh
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi pada kesempatan kerja tamatan SMK
dibandingkan dengan kesempatan kerja tamatan SMA.
b.
Kontribusi
Hasil penelitian
·
Memberikan saran sebaiknya
program-program keahlian SMK berada di wilayah-wilayah yang berkesesuaian
dengan sektor-sektor yang menjadi unggulan di wilayah tersebut. Wilayah-wilayah
yang perkembangan pertanian dan peternakannya bagus, sebaiknya program keahlian
pertanian dan peternakan diperbanyak dibanding daerah lain.
·
Wilayahwilayah yang perkembangan
pertanian dan peternakannya bagus, sebaiknya program keahlian pertanian dan
peternakan diperbanyak dibanding daerah lain.
·
Mendorong dan memfasilitasi pengembangan
sektor-sektor yang banyak menciptakan kesempatan kerja seperti industri
pengolahan, pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, asuransi, real
estate dan jasa perusahaan. Pengembangan sektor keuangan disamping dapat
memberikan ruang bagi perluasan kesempatan kerja di sektor ini, disarankan
untuk dapat mengembangkan produk yang dapat menunjang pengembangan industri,
-tidak hanya industri besar, namun juga industri kecil dan rumah tangga-,
misalnya dengan kredit ‘murah’ yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas.
c.
Jenis
dan Sifat Penelitian
·
Jenis
Penelitian: Penelitian kuantitatif.
Penelitian
Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagain dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
·
Sifat Penelitian: Penelitian Historis
Penelitian
historis meliputi kegiatan penyelidikan, pemahaman dan penjelasan keadaan yang
telah lalu. Kesimpulan diambil berdasarkan sebab-sebab, dampak atau
perkembangan dari kejadian yang lalu yang dapat digunakan untuk memperjelas
kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang. Sumber data
dipilih dalam dua cara, yaitu data primer (peran serta masyarakat) dan data
sekunder (dokumen atau deskripsi yang telah disusun masyarakat).
3. Kerangka Pemikiran dan Teori yang Mendukung
Penelitian
a.
Kerangka Pemikiran
Kesempatan kerja merupakan hasil
interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja
dilakukan oleh produsen atas berbagai pertimbangan antara lain besarnya
permintaan terhadap output perusahaan dan biaya untuk tenaga kerja yang harus
dikeluarkan. Perkembangan permintaan output dapat tercermin dari pertumbuhan
output, yang dalam penelitian ini dilihat dari pertumbuhan ekonomi sektoral.
b.
Grand Teori
Kesempatan kerja juga dapat
diartikan sebagai permintaan tenaga kerja (demand
for labor) yaitu suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan
kerja yang siap diisi oleh para penawar kerja (pencari kerja). Pertumbuhan
angkatan kerja yang masih tinggi serta keterbatasan kesempatan kerja akan
mengakibatkan semakin meningkatnya tingkat pengangguran. Secara konsisten
pertumbuhan angkatan kerja ini masih selalu lebih besar jika dibandingkan
dengan pertumbuhan penduduk. Disamping itu angkatan kerja yang termasuk
setengah pengangguran masih tetap tinggi. Hal ini menandakan bahwa
produktivitas para tenaga kerja tersebut belum optimal. Dimana kesempatan kerja
merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja yang bekerja terhadap
angkatan kerja.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi
diikuti oleh pertumbuhan kesempatan kerja. Akan tetapi perubahan jumlah
penganggur berfluktuasi dengan tajam, tidak selalu berlawanan arah dengan
pertumbuhan kesempatan kerja. Pertumbuhan ekonomi yang menambah kesempatan
kerja seharusnya dapat mengurangi jumlah penganggur, apabila jumlah angkatan
kerjanya tetap. Namun kenyataannya tidaklah demikian; jumlah angkatan kerja
terus berkembang yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk, meningkatnya
tingkat partisipasi angkatan kerja, maupun mobilitas tenaga kerja
Pertumbuhan ekonomi daerah sangat
dipengaruhi oleh kuantitas maupun kualitas sumberdaya yang dimilikinya, baik
sumberdaya fisik (kekayaan alam) maupun sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia
tidak hanya jumlah penduduk dan tingkat pendidikannya, namun juga pandangan hidup
mereka, tingkat kebudayaan, sikap atau penilaian mereka terhadap pekerjaan dan
besar kecilnya keinginan untuk memperbaiki diri secara kreatif dan otonom
(Todaro, 2000, 46).
c.
Hipotesis
yang ada
Ha1:
Terdapat Pengaruh Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi terhadap
Kesempatan Kerja Tamatan SMK
Ha2: Pengaruh Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi terhadap
Kesempatan Kerja Lulusan SMA
4. Metode Penelitian dan Model yang
diuji
a.
Objek
penelitian, teknik survey dan teknik sampling.
Obyek
penelitian ini adalah 33 propinsi yang ada di Indonesia selama periode
2006-2009. Wilayah-wilayah yang tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia
dibagi menjadi 5 kelompok wilayah
b.
Data
dan variable yang akan dianalisis.
·
Data
yang dianalisis
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder yang diambil dari berbagai publikasi BPS, baik berupa
buku maupun on line dan dari DPSMK. Data-data tersebut meliputi data antar
provinsi selama periode 2006-2009.
·
Variabel
yang dianalisis
Independent Variabel
(Variabel Bebas): Pertumbuhan
Ekonomi Sektoral
Dependent Variabel
(Variabel Terikat) : Kesempatan Kerja SMK dan SMA
·
Metode
Analisis
Analisis data kuantitatif menggunakan
program Eviews 4.1.Uji Asumsi-asumsi klasik secara ekonometrik yang digunakan
yakni: multikolineritas, heteroskesdastisitas, autokorelasi dan error term
c.
Design penelitian, Model yang hendak diuji dan
dibuktikan.
Model diestimasi dengan menggunakan
pendekatan FEM dari metode estimasi data panel. Hal ini dilakukan karena
peneliti ingin mengetahui apakah perbedaan wilayah berpengaruh pada kesempatan
kerja. Wilayah-wilayah yang tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia dibagi
menjadi 5 kelompok wilayah. Pemakaian pendekatan FEM berimplikasi pada
digunakannya model LSDV (Least Square Dummy Variable), karena dalam
metode ini banyak ditambahkan variabel dummy untuk mewakili karakter kelompok
ataupun waktu pada data panel.
5. Hasil Penelitian
·
Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan
sektor industri pengolahan dan sector keuangan, asuransi serta jasa perusahaan
berpengaruh signifikan positif terhadap kesempatan kerja tamatan SMK maupun
tamatan SMA.
·
Sementara pertumbuhan sector
pengangkutan, pergudangan dan komunikasi berpengaruh positif pada kesempatan
kerja tamatan SMK, namun tidak berpengaruh pada kesempatan kerja tamatan SMA.
·
Pertumbuhan sektor pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan dan jasa pemerintah, sosial kemasyarakatan,
perorangan dan rumah tangga ternyata justru menurunkan kesempatan kerja tamatan
SMK maupun SMA.
·
Demikian juga dengan pertumbuhan sektor
pertambangan dan penggalian, menurunkan kesempatan kerja tamatan SMK tapi tidak
berpengaruh pada kesempatan kerja tamatan SMA.
·
Tingkat partisipasi angkatan kerja tidak
mempengaruhi kesempatan kerja SMK dan SMA, sedangkan UMR berpengaruh negatif
terhadap kesempatan kerja tamatan SMK dan SMA. Ini menunjukkan bahwa sisi
permintaan dari pasar tenaga kerja mempunyaiperanan yang dominan pada
penyerapan kesempatan kerja.
6. Kesimpulan
Bahwa sektor-sektor ekonomi yang
dapat mempengaruhi kesempatan kerja tamatan SMK dan tamatan SMA adalah industri
pengolahan (sektor 3), keuangan, asuransi, jasa perusahaan (sektor
8), dan pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan (sektor 1), serta
jasa pemerintah, sosial kemasyarakatan, perorangan dan rumah tangga
(sektor 9). Pertumbuhan dua sector yang disebut terakhir mempengaruhi
secara negatif terhadap kesempatan kerja tamatan SMK maupun SMA. Sementara
pertumbuhan sector pengangkutan, pergudangan dan komunikasi hanya berpengaruh
pada kesempatan kerja tamatan SMK saja.
Sektor-sektorekonomi yang memberikan kesempatan
kerja lebih banyak pada
tamatan
SMK dibandingkan tamatan SMA adalah industri pengolahan, keuangan, asuransi,
real estate dan jasa perusahaan. Jika dilihat dari pengelompokan wilayah,
wilayah yang paling berpengaruh terhadap kesempatan kerja lulusan SMK maupun
SMA adalah wilayah Jawa-Bali, disusul Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan
lainnya (Nusa Tenggara, Maluku dan Papua). Penyerapan tenaga kerja
berpendidikan SMK terbukti lebih besar dibandingkan penyerapan tenaga kerja
tamatan SMA di semua kelompok wilayah.
Perubahan tingkat partisipasi
angkatankerja (TPAK) ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja
tamatan SMK maupun SMA. Perubahan TPAK mencerminkan perubahan proporsi
preferensi penduduk usia kerja yang menginginkan dapat bekerja dan memperoleh
penghasilan, dengan kata lain memepengaruhi sisi penawaran pasar kerja. Dengan
tidak signifikannya pengaruh TPAK terhadap kesempatan kerja, berarti bahwa sisi
penawaran dari pasar kerja ini kurang memiliki posisi tawar (bergaining
power). Kenaikan upah minimum regional (UMR) ternyata berpengaruh negatif
terhadap kesempatan kerja tamatan SMK maupun tamatan SMA. UMR bisa mempengaruhi
sisi permintaan dari pasar kerja secara negatif (karena dianggap ongkos bagi
produsen), bisa juga mempengaruhi sisi penawaran pasar kerja secara positif
(karena dapat menjadi motivator bagi tenaga kerja untuk menawarkan dirinya di
pasar kerja). Ternyata terbukti bahwa UMR berpengaruh negatif terhadap
kesempatan kerja baik tamatan SMK maupun SMA, sehingga dari sini bisa
disimpulkan bahwa permintaan tenaga kerja lebih memiliki daya tawar.
7. Keterbatasan Penelitian
·
Kesempatan kerja yang diteliti dalam
penelitian ini sebatas kesempatan kerja lulusan SMK dan SMA, belum sampai pada
jenjang yang lebih tinggi yaitu lulusan
dari Perguruan Tinggi.
8. Rencana, ide bagi penelitian
selanjutnya
a. Penelitian yang Sejenis
No.
|
Nama Peneliti
dan Tahun
|
Judul
Penelitian
|
Hasil
|
1.
|
Walterskirchen,
Ewald, 1999.
|
The
Relationship between growth, employment and unemployment in the EU; European
economist for an
alternative
economic policy
(tsernetwork),
Workshop in
Barcelona,
September
|
Ada hubungan
yang positif dan kuat antara pertumbuhan ekonomi dengan perubahan kesempatan
kerja. Selanjutnya dia juga menemukan bahwa ada hubungan negatif antara
pertumbuhan kesempatan kerja dengan tingkat pengangguran, akan tetapi tidak
1:1, yang berarti bahwa kecepatan pertumbuhan kesempatan kerja tidak sama
dengan kecepatan penurunan pengangguran.
|
2.
|
Mazumdar
(2003)
|
Employment
elasticity in organized manufacturing in India, Munk Centre for
International Studies University of Toronto, Canada.
|
Ada trade-off
antara employment-growth dengan wage-growth, artinya jika
ada pertumbuhan upah, maka pertumbuhan kesempatan kerja menurun dan sebaliknya
jika ada penurunan upah, maka kesempatan kerja akan meningkat.
|
3.
|
Mazumdak,
Dipak, Sandip Sarkar. 2007.
|
Employment
elasticity in organized manufacturing in India, Munk Centre for
International Studies University of Toronto, Canada, July
|
Elastisitas kesempatan
kerja ditentukan oleh: i) kecenderungan pangsa upah relatif terhadap nilai
tambah, ii) domestic real exchange rate (DRER), yaitu kenaikan indeks
harga produsen relatif terhadap indeks harga konsumen, dan iii) trade-off antara
kesempatan
kerja dengan upah riil.
|
4.
|
Choi, Chang kon, 2007.
|
The Employment
effect of economic growth: Identifying determinants of
employment
elasticity, Paper, Chonbuk National Univ, October
|
Elastisitas
kesempatan kerja ditentukan oleh: i) elastisitas penawaran tenaga kerja
terhadap upah riil, ii) elastisitas marginal product tenaga kerja,
iii) elastisitas marginal product modal dan iv) elastisitas output
terhadap modal
|
5.
|
Suryadarma,
Daniel, Asep Suryahadi,
Sudarno
Sumarto. 2007.
|
Reduced
Unemployment in Indonesia, Result from A Growth- Employment Elasticity Model,
SMERU Research Institute, January
|
Pertumbuhan
yang terjadi pada sektor jasa di perkotaan, sektor pertanian dan sector
industri di perdesaan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kesempatan
kerja. Pertumbuhan sektor pertanian, industri dan jasa di perkotaan juga
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan kesempatan kerja di
perkotaan, namun mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan kesempatan
kerja di
perdesaan.
|
b.
Saran
untuk Peneliti Selanjutnya
·
Peneliti selanjutnya dianjurkan meneliti
sektor-sektor unggulan di masing-masing wilayah dan meneliti keberadaan
program- program keahlian SMK yang dapat mendukung pengembangan sektor unggulan
tersebut.
·
Penilitian ini masih perlu
ditindaklanjuti dengan membuat model pengembangan SMK yang berbasis sector
unggulan agar output dari SMK tersebut dapat langsung terserap pada sector
unggulan daerah yang pada akhirnya juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah.
CRITICAL
REVIEWS dari REVIEWER
Pertumbuhan ekonomi
diikuti oleh pertumbuhan kesempatan kerja. Akan tetapi perubahan jumlah
penganggur berfluktuasi dengan tajam, tidak selalu berlawanan arah dengan
pertumbuhan kesempatan kerja. Pertumbuhan ekonomi yang menambah kesempatan kerja
seharusnya dapat mengurangi jumlah penganggur, apabila jumlah angkatan kerjanya
tetap. Namun kenyataannya tidaklah demikian; jumlah angkatan kerja terus
berkembang yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk, meningkatnya tingkat partisipasi
angkatan kerja, maupun mobilitas tenaga kerja.
Kesenjangan antara permintaan tenaga
kerja dengan penawarannya akan menimbulkan pengangguran. Permintaan tenaga
kerja oleh perusahaan ditentukan produktivitas marginal tenaga kerja, -yaitu
tambahan output yang bisa dihasilkan oleh setiap tambahan tenaga kerja-, yang
nilainya sama dengan besarnya upah yang dibayarkan oleh produsen. Salah satu
faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas pekerja adalah pendidikan.
Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa tenaga kerja yang berpendidikan lebih
tinggi mempunyai produktivitas yang lebih tinggi pula (Becker, 1964, Dahlin,
2002).
Berdasarkan hasil pada penelitian
ini dapat diketahui bahwa pertumbuhan output yang terjadi pada sektor-sektor
ekonomi tidak semua berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja. Ada beberapa
sektor yang pertumbuhannya berpengaruh signifikan negatif terhadap kesempatan
kerja tamatan SMK. Sektor-sektor tersebut adalah: pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, serta jasa pemerintahan,
jasa sosial kemasyarakatan, hiburan,rekreasi, jasa perorangan dan rumahtangga. Pertumbuhan
sektor-sektor ini ternyata mempunyai berpengaruh negative terhadap kesempatan
kerja tamatan SMK, akan tetapi mungkin tidak pada faktor produksi lain atau
golongan pendidikan yang lain.
Hasil yang demikian dikarenakan bisa terjadi karena sektor-sektor ini lebih banyak
menampung tenaga kerja berpendidikan rendah. Hal ini juga bisa kita lihat fakta
dilapangan bahwa jarang golongan tenaga yang berpendidikan mau bekerja dalam
sektor pertanian. Sektor pertanian masih dipandang sebelah mata oleh sebagian
besar penduduk Indonesia sehingga tenaga kerjanya pun didominasi golongan
pendidikan rendah, yaitu SD dan SMP. Kenyataan seperti ini sungguh ironis jika
kita bandingkan dengan sebutan Indonesia sebagai Negara “AGRARIS”. Pertanian dianggap sebagai sebuah kegiatan yang kurang
menguntungkan.
Pertanian
yang dipandang sebelah mata justru menjadi sektor yang menjadi penyelemat
ekonom nasional karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain
pertumbuhannya negative. Berangkat dari sinilah mulai disadari pentingnya
pertanian. Beberapa alasan lain yang mendasari pentingnya pertanian di
Indonesia :
(1)
potensi sumberdaya yang besar dan beragam,
(2)
pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar,
(3)
besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan
(4) menjadi basis pertumbuhan di pedesaan
(4) menjadi basis pertumbuhan di pedesaan
Pemerintah
sebagai pemegang kebijakan hendaknya benar-benar intens dalam melakukan
revitalisasi dalam sektor pertanian agar sektor ini benar-benar menjadi
unggulan di Indonesia, yang kedepannya akan berkembang pesat dan ditangani oleh
golongan yang berpendidikan tinggi.
Perbandingan kesempatan kerja SMK
dan SMA dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyebutkan Pertumbuhan sektor
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan menurunkan kesempatan kerja
tamatan SMA lebih banyak dibandingkan dengan penurunan kesempatan kerja tamatan
SMK. Demikian juga dengan pertumbuhan jasa pemerintah, sosial kemasyarakatan,
dan jasa perorangan/rumah tangga, menurunkan kesempatan kerja tamatan SMA lebih
besar dibandingkan dengan kesempatan kerja tamatan SMK. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kesempatan kerja tamatan SMK memang lebih baik dibandingkan
kesempatan kerja tamatan SMA. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan di SMK
yaitu untuk untuk menyiapkan
peserta didik agar mempunyai keterampilan sehingga dapat memenuhi kebutuhan
tenaga kerja tingkat menengah.
Dari segi, Persebaran kesempatan
kerja masih belum merata, terpusat di wilayah Jawa-Bali. Sebaiknya pembangunan
infrastruktur dilakukan secara lebih merata, diutamakan wilayah Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua supaya pengembangan ekonomi berjalan lebih cepat sehingga
dapat memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Alamat jurnalnya apa mbak?
ReplyDelete