Saturday 23 June 2012

Review Jurnal Ekonomi


                                                REVIEW  JURNAL

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTORAL TERHADAP KESEMPATAN KERJA TAMATAN SMK


1.    Tentang penelitian
a.    Nama Penulis dan tahun
     Sulistiyanti, 2010
b.    Tema penelitian, Masalah Pokok dan topik pembahasan.
·    Tema Penelitian
          Tema dalam penelitian ini adalah mengenai kesempatan kerja tamatan SMK
·    Masalah Pokok
           Masalah pengangguran selama kurun waktu 2003 s/d Februari 2009, paling banyak berpendidikan maksimum SD. Sementara itu, jumlah penganggur terdidik (terutama tamatan perguruan tinggi dan tamatan SMK) semakin meningkat dalam kurun waktu yang sama. Keadaan ini kontras dengan apa yang diharapkan oleh banyak orang bahwa semakin tinggi pendidikan yang ditamatkan, semakin tinggi harapan untuk dapat memperoleh pekerjaan. Dalam penelitian ini dibahas mengenai kesempatan kerja khususnya kesempatan kerja tamatan SMK dibandingkan dengan kesempatan kerja tamatan SMA. Selama ini jumlah murid SMA selalu lebih banyak dari pada jumlah murid SMK, namun kebijakan dari pemerintah cenderung semakin membuat rasio murid SMK terhadap murid SMA semakin meningkat. Ini didorong oleh keyakinan bahwa dunia usaha semakin membutuhkan tenaga kerja dengan spesifikasi khusus, yang dapat ditemukan pada diri lulusan SMK untuk tingkat sekolah menengah lanjutan.
·    Topik Pembahasan
          Tenaga kerja merupakan salah satu factor produksi, yang permintaannya antara lain ditentukan oleh; permintaan terhadap output yang dihasilkan, tingkat substitusi antara tenaga kerja dengan faktor produksi lain, besarnya upah pekerja, motivasi perusahaan dan produktivitas tenaga kerja. Output yang dihasilkan oleh dunia usaha di berbagai sektor ekonomi di setiap wilayah, secara agregat tercermin dari Produk Domestik Regional Bruto, sehingga pertumbuhan PDRB sedikit banyak akan berpengaruh pada permintaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja secara individual ditentukan oleh preferensi mereka terhadap kegiatan bekerja dan memperoleh pendapatan dibandingkan dengan kegiatan tidak bekerja dan memperoleh utilitas. Secara umum, jumlah penawaran tenaga kerja tergantung pada jumlah penduduk dan struktur umur, hasrat untuk bekerja, tingkat partisipasi angkatan kerja, usia pensiun, maupun sikap sosial. Permintaan dan penawaran tenaga kerja berinteraksi dalam pasar kerja. Hubungan antara employer dan employee bersifat lebih langgeng, tidak temporal, dan pergerakkannya tidak semudah di pasar barang. Pasar tenaga kerja dapat menjadi monopoli tatkala keahlian tertentu jarang dimiliki dan terkontrol dalam sebuah organisasi. Interaksi dalam pasar kerja akan menyaring tenaga kerja dengan berbagai tingkat pendidikan dan keahlian dalam berbagai jenis pekerjaan dan tingkat upah yang berbeda


2.    Tujuan yang Hendak dicapai dari Penelitian
a.    Tujuan Penelitian
            Menganalisis bagaimana pengaruh pertumbuhan sektor-sektor ekonomi pada kesempatan kerja tamatan SMK dibandingkan dengan kesempatan kerja tamatan SMA.
b.    Kontribusi Hasil penelitian
·           Memberikan saran sebaiknya program-program keahlian SMK berada di wilayah-wilayah yang berkesesuaian dengan sektor-sektor yang menjadi unggulan di wilayah tersebut. Wilayah-wilayah yang perkembangan pertanian dan peternakannya bagus, sebaiknya program keahlian pertanian dan peternakan diperbanyak dibanding daerah lain.
·           Wilayahwilayah yang perkembangan pertanian dan peternakannya bagus, sebaiknya program keahlian pertanian dan peternakan diperbanyak dibanding daerah lain.
·           Mendorong dan memfasilitasi pengembangan sektor-sektor yang banyak menciptakan kesempatan kerja seperti industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, asuransi, real estate dan jasa perusahaan. Pengembangan sektor keuangan disamping dapat memberikan ruang bagi perluasan kesempatan kerja di sektor ini, disarankan untuk dapat mengembangkan produk yang dapat menunjang pengembangan industri, -tidak hanya industri besar, namun juga industri kecil dan rumah tangga-, misalnya dengan kredit ‘murah’ yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas.
c.    Jenis dan Sifat Penelitian
·      Jenis Penelitian: Penelitian kuantitatif.
            Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
·      Sifat Penelitian: Penelitian Historis
            Penelitian historis meliputi kegiatan penyelidikan, pemahaman dan penjelasan keadaan yang telah lalu. Kesimpulan diambil berdasarkan sebab-sebab, dampak atau perkembangan dari kejadian yang lalu yang dapat digunakan untuk memperjelas kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang. Sumber data dipilih dalam dua cara, yaitu data primer (peran serta masyarakat) dan data sekunder (dokumen atau deskripsi yang telah disusun masyarakat).





3.    Kerangka Pemikiran dan Teori yang Mendukung Penelitian

a.        Kerangka Pemikiran












           
            Kesempatan kerja merupakan hasil interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja dilakukan oleh produsen atas berbagai pertimbangan antara lain besarnya permintaan terhadap output perusahaan dan biaya untuk tenaga kerja yang harus dikeluarkan. Perkembangan permintaan output dapat tercermin dari pertumbuhan output, yang dalam penelitian ini dilihat dari pertumbuhan ekonomi sektoral.
b.        Grand Teori
            Kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai permintaan tenaga kerja (demand for labor) yaitu suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan kerja yang siap diisi oleh para penawar kerja (pencari kerja). Pertumbuhan angkatan kerja yang masih tinggi serta keterbatasan kesempatan kerja akan mengakibatkan semakin meningkatnya tingkat pengangguran. Secara konsisten pertumbuhan angkatan kerja ini masih selalu lebih besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk. Disamping itu angkatan kerja yang termasuk setengah pengangguran masih tetap tinggi. Hal ini menandakan bahwa produktivitas para tenaga kerja tersebut belum optimal. Dimana kesempatan kerja merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja yang bekerja terhadap angkatan kerja.
            Secara umum, pertumbuhan ekonomi diikuti oleh pertumbuhan kesempatan kerja. Akan tetapi perubahan jumlah penganggur berfluktuasi dengan tajam, tidak selalu berlawanan arah dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Pertumbuhan ekonomi yang menambah kesempatan kerja seharusnya dapat mengurangi jumlah penganggur, apabila jumlah angkatan kerjanya tetap. Namun kenyataannya tidaklah demikian; jumlah angkatan kerja terus berkembang yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk, meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja, maupun mobilitas tenaga kerja
            Pertumbuhan ekonomi daerah sangat dipengaruhi oleh kuantitas maupun kualitas sumberdaya yang dimilikinya, baik sumberdaya fisik (kekayaan alam) maupun sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia tidak hanya jumlah penduduk dan tingkat pendidikannya, namun juga pandangan hidup mereka, tingkat kebudayaan, sikap atau penilaian mereka terhadap pekerjaan dan besar kecilnya keinginan untuk memperbaiki diri secara kreatif dan otonom (Todaro, 2000, 46).
c.         Hipotesis yang ada
Ha1: Terdapat Pengaruh Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi terhadap Kesempatan           Kerja Tamatan SMK
Ha2: Pengaruh Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi terhadap Kesempatan Kerja Lulusan SMA

4.    Metode Penelitian dan Model yang diuji
a.        Objek penelitian, teknik survey dan teknik sampling.
     Obyek penelitian ini adalah 33 propinsi yang ada di Indonesia selama periode 2006-2009. Wilayah-wilayah yang tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia dibagi menjadi 5 kelompok wilayah




b.        Data dan variable yang akan dianalisis.
·      Data yang dianalisis        
            Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari berbagai publikasi BPS, baik berupa buku maupun on line dan dari DPSMK. Data-data tersebut meliputi data antar provinsi selama periode 2006-2009.
·      Variabel yang dianalisis
Independent Variabel (Variabel Bebas): Pertumbuhan Ekonomi Sektoral
Dependent Variabel (Variabel Terikat) : Kesempatan Kerja SMK dan SMA
·      Metode Analisis
            Analisis data kuantitatif menggunakan program Eviews 4.1.Uji Asumsi-asumsi klasik secara ekonometrik yang digunakan yakni: multikolineritas, heteroskesdastisitas, autokorelasi dan error term
c.     Design penelitian, Model yang hendak diuji dan dibuktikan.
            Model diestimasi dengan menggunakan pendekatan FEM dari metode estimasi data panel. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui apakah perbedaan wilayah berpengaruh pada kesempatan kerja. Wilayah-wilayah yang tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia dibagi menjadi 5 kelompok wilayah. Pemakaian pendekatan FEM berimplikasi pada digunakannya model LSDV (Least Square Dummy Variable), karena dalam metode ini banyak ditambahkan variabel dummy untuk mewakili karakter kelompok ataupun waktu pada data panel.

5.    Hasil Penelitian
·      Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor industri pengolahan dan sector keuangan, asuransi serta jasa perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap kesempatan kerja tamatan SMK maupun tamatan SMA.
·      Sementara pertumbuhan sector pengangkutan, pergudangan dan komunikasi berpengaruh positif pada kesempatan kerja tamatan SMK, namun tidak berpengaruh pada kesempatan kerja tamatan SMA.
·      Pertumbuhan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan jasa pemerintah, sosial kemasyarakatan, perorangan dan rumah tangga ternyata justru menurunkan kesempatan kerja tamatan SMK maupun SMA.
·      Demikian juga dengan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian, menurunkan kesempatan kerja tamatan SMK tapi tidak berpengaruh pada kesempatan kerja tamatan SMA.
·      Tingkat partisipasi angkatan kerja tidak mempengaruhi kesempatan kerja SMK dan SMA, sedangkan UMR berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja tamatan SMK dan SMA. Ini menunjukkan bahwa sisi permintaan dari pasar tenaga kerja mempunyaiperanan yang dominan pada penyerapan kesempatan kerja.
6.    Kesimpulan
            Bahwa sektor-sektor ekonomi yang dapat mempengaruhi kesempatan kerja tamatan SMK dan tamatan SMA adalah industri pengolahan (sektor 3), keuangan, asuransi, jasa perusahaan (sektor 8), dan pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan (sektor 1), serta jasa pemerintah, sosial kemasyarakatan, perorangan dan rumah tangga (sektor 9). Pertumbuhan dua sector yang disebut terakhir mempengaruhi secara negatif terhadap kesempatan kerja tamatan SMK maupun SMA. Sementara pertumbuhan sector pengangkutan, pergudangan dan komunikasi hanya berpengaruh pada kesempatan kerja tamatan SMK saja.
             Sektor-sektorekonomi yang memberikan kesempatan kerja lebih banyak pada
tamatan SMK dibandingkan tamatan SMA adalah industri pengolahan, keuangan, asuransi, real estate dan jasa perusahaan. Jika dilihat dari pengelompokan wilayah, wilayah yang paling berpengaruh terhadap kesempatan kerja lulusan SMK maupun SMA adalah wilayah Jawa-Bali, disusul Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya (Nusa Tenggara, Maluku dan Papua). Penyerapan tenaga kerja berpendidikan SMK terbukti lebih besar dibandingkan penyerapan tenaga kerja tamatan SMA di semua kelompok wilayah.
            Perubahan tingkat partisipasi angkatankerja (TPAK) ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja tamatan SMK maupun SMA. Perubahan TPAK mencerminkan perubahan proporsi preferensi penduduk usia kerja yang menginginkan dapat bekerja dan memperoleh penghasilan, dengan kata lain memepengaruhi sisi penawaran pasar kerja. Dengan tidak signifikannya pengaruh TPAK terhadap kesempatan kerja, berarti bahwa sisi penawaran dari pasar kerja ini kurang memiliki posisi tawar (bergaining power). Kenaikan upah minimum regional (UMR) ternyata berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja tamatan SMK maupun tamatan SMA. UMR bisa mempengaruhi sisi permintaan dari pasar kerja secara negatif (karena dianggap ongkos bagi produsen), bisa juga mempengaruhi sisi penawaran pasar kerja secara positif (karena dapat menjadi motivator bagi tenaga kerja untuk menawarkan dirinya di pasar kerja). Ternyata terbukti bahwa UMR berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja baik tamatan SMK maupun SMA, sehingga dari sini bisa disimpulkan bahwa permintaan tenaga kerja lebih memiliki daya tawar.
7.    Keterbatasan Penelitian
·      Kesempatan kerja yang diteliti dalam penelitian ini sebatas kesempatan kerja lulusan SMK dan SMA, belum sampai pada jenjang yang lebih tinggi yaitu lulusan dari Perguruan Tinggi.

8.    Rencana, ide bagi penelitian selanjutnya
a.    Penelitian yang Sejenis
No.
Nama Peneliti dan Tahun
Judul Penelitian
Hasil
1.
Walterskirchen, Ewald, 1999.
The Relationship between growth, employment and unemployment in the EU; European economist for an
alternative economic policy
(tsernetwork), Workshop in
Barcelona, September
Ada hubungan yang positif dan kuat antara pertumbuhan ekonomi dengan perubahan kesempatan kerja. Selanjutnya dia juga menemukan bahwa ada hubungan negatif antara pertumbuhan kesempatan kerja dengan tingkat pengangguran, akan tetapi tidak 1:1, yang berarti bahwa kecepatan pertumbuhan kesempatan kerja tidak sama dengan kecepatan penurunan pengangguran.
2.

Mazumdar (2003)
Employment elasticity in organized manufacturing in India, Munk Centre for International Studies University of Toronto, Canada.
Ada trade-off antara employment-growth dengan wage-growth, artinya jika ada pertumbuhan upah, maka pertumbuhan kesempatan kerja menurun dan sebaliknya jika ada penurunan upah, maka kesempatan kerja akan meningkat.
3.
Mazumdak, Dipak, Sandip Sarkar. 2007.
Employment elasticity in organized manufacturing in India, Munk Centre for International Studies University of Toronto, Canada, July
Elastisitas kesempatan kerja ditentukan oleh: i) kecenderungan pangsa upah relatif terhadap nilai tambah, ii) domestic real exchange rate (DRER), yaitu kenaikan indeks harga produsen relatif terhadap indeks harga konsumen, dan iii) trade-off antara
kesempatan kerja dengan upah riil.
4.
 Choi, Chang kon, 2007.
The Employment effect of economic growth: Identifying determinants of
employment elasticity, Paper, Chonbuk National Univ, October
Elastisitas kesempatan kerja ditentukan oleh: i) elastisitas penawaran tenaga kerja terhadap upah riil, ii) elastisitas marginal product tenaga kerja, iii) elastisitas marginal product modal dan iv) elastisitas output terhadap modal
5.
Suryadarma, Daniel, Asep Suryahadi,
Sudarno Sumarto. 2007.
Reduced Unemployment in Indonesia, Result from A Growth- Employment Elasticity Model, SMERU Research Institute, January
Pertumbuhan yang terjadi pada sektor jasa di perkotaan, sektor pertanian dan sector industri di perdesaan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kesempatan kerja. Pertumbuhan sektor pertanian, industri dan jasa di perkotaan juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan kesempatan kerja di perkotaan, namun mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan kesempatan
kerja di perdesaan.

b.   Saran untuk Peneliti Selanjutnya
·           Peneliti selanjutnya dianjurkan meneliti sektor-sektor unggulan di masing-masing wilayah dan meneliti keberadaan program- program keahlian SMK yang dapat mendukung pengembangan sektor unggulan tersebut.
·           Penilitian ini masih perlu ditindaklanjuti dengan membuat model pengembangan SMK yang berbasis sector unggulan agar output dari SMK tersebut dapat langsung terserap pada sector unggulan daerah yang pada akhirnya juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
CRITICAL REVIEWS dari REVIEWER
            Pertumbuhan ekonomi diikuti oleh pertumbuhan kesempatan kerja. Akan tetapi perubahan jumlah penganggur berfluktuasi dengan tajam, tidak selalu berlawanan arah dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Pertumbuhan ekonomi yang menambah kesempatan kerja seharusnya dapat mengurangi jumlah penganggur, apabila jumlah angkatan kerjanya tetap. Namun kenyataannya tidaklah demikian; jumlah angkatan kerja terus berkembang yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk, meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja, maupun mobilitas tenaga kerja.
            Kesenjangan antara permintaan tenaga kerja dengan penawarannya akan menimbulkan pengangguran. Permintaan tenaga kerja oleh perusahaan ditentukan produktivitas marginal tenaga kerja, -yaitu tambahan output yang bisa dihasilkan oleh setiap tambahan tenaga kerja-, yang nilainya sama dengan besarnya upah yang dibayarkan oleh produsen. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas pekerja adalah pendidikan. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa tenaga kerja yang berpendidikan lebih tinggi mempunyai produktivitas yang lebih tinggi pula (Becker, 1964, Dahlin, 2002).
            Berdasarkan hasil pada penelitian ini dapat diketahui bahwa pertumbuhan output yang terjadi pada sektor-sektor ekonomi tidak semua berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja. Ada beberapa sektor yang pertumbuhannya berpengaruh signifikan negatif terhadap kesempatan kerja tamatan SMK. Sektor-sektor tersebut adalah: pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, serta jasa pemerintahan, jasa sosial kemasyarakatan, hiburan,rekreasi, jasa perorangan dan rumahtangga. Pertumbuhan sektor-sektor ini ternyata mempunyai berpengaruh negative terhadap kesempatan kerja tamatan SMK, akan tetapi mungkin tidak pada faktor produksi lain atau golongan pendidikan yang lain.
            Hasil yang demikian dikarenakan  bisa terjadi karena sektor-sektor ini lebih banyak menampung tenaga kerja berpendidikan rendah. Hal ini juga bisa kita lihat fakta dilapangan bahwa jarang golongan tenaga yang berpendidikan mau bekerja dalam sektor pertanian. Sektor pertanian masih dipandang sebelah mata oleh sebagian besar penduduk Indonesia sehingga tenaga kerjanya pun didominasi golongan pendidikan rendah, yaitu SD dan SMP. Kenyataan seperti ini sungguh ironis jika kita bandingkan dengan sebutan Indonesia sebagai Negara “AGRARIS”. Pertanian dianggap sebagai sebuah kegiatan yang kurang menguntungkan.
            Pertanian yang dipandang sebelah mata justru menjadi sektor yang menjadi penyelemat ekonom nasional karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya negative. Berangkat dari sinilah mulai disadari pentingnya pertanian. Beberapa alasan lain yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia :
(1) potensi sumberdaya yang besar dan beragam,
(2) pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar,
(3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan
(4) menjadi basis pertumbuhan di pedesaan
            Pemerintah sebagai pemegang kebijakan hendaknya benar-benar intens dalam melakukan revitalisasi dalam sektor pertanian agar sektor ini benar-benar menjadi unggulan di Indonesia, yang kedepannya akan berkembang pesat dan ditangani oleh golongan yang berpendidikan tinggi.
            Perbandingan kesempatan kerja SMK dan SMA dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyebutkan Pertumbuhan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan menurunkan kesempatan kerja tamatan SMA lebih banyak dibandingkan dengan penurunan kesempatan kerja tamatan SMK. Demikian juga dengan pertumbuhan jasa pemerintah, sosial kemasyarakatan, dan jasa perorangan/rumah tangga, menurunkan kesempatan kerja tamatan SMA lebih besar dibandingkan dengan kesempatan kerja tamatan SMK. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesempatan kerja tamatan SMK memang lebih baik dibandingkan kesempatan kerja tamatan SMA. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan di SMK yaitu untuk untuk menyiapkan peserta didik agar mempunyai keterampilan sehingga dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja tingkat menengah.
            Dari segi, Persebaran kesempatan kerja masih belum merata, terpusat di wilayah Jawa-Bali. Sebaiknya pembangunan infrastruktur dilakukan secara lebih merata, diutamakan wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua supaya pengembangan ekonomi berjalan lebih cepat sehingga dapat memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan.



1 comment: