Wednesday 25 July 2012

Lilin


Dalam keheningan malam saat tak ada aliran listrik, maka lilin lah yang menemani dan memberikan seberkas sinarnya untuk sedikit memecahkan suasana gelap gulita. Saat aliran listrik kembali mengalir maka bergegaslah kita meniup api lilin itu, ya memang kelihatan sesuatu yg wajar...
Namun kita perlu belajar dari sebuah lilin,,,  tulisan ini muncul saat hati merasa sakit dan memaafkan adalah obat penawarnya. Memaafkan dan melupakan sakit hati kepada orang yangg mungkin telah menggoreskan luka memang tak semudah tat kala kita meniup nyala lilin yg akan padam seketika tanpa meninggalkan seberkas cahaya bahkan tanpa menyisakan bayangan apapun. Inilah yg mungkin perlu diharapkan ada di dalam hati dan diri ini memaafkan seseorang sekaligus melupakan sakit hati sampai hilang tanpa bekas...
Top of Form
Bottom of Form

Monday 23 July 2012

Ringkasan Konsep Dasar Akuntansi

Konsep Dasar Akuntansi terdiri dari :
  • Entity Theory (Teori Kesatuan Usaha)
Perusahaan merupakan suatu entitas (kesatuan usaha) yang terpisah dan berdiri sendiri diluar entitas lain.
  • Going Concern (Berkesinambungan)
 Pendirian perusahaan diasumsikan tidak untuk satu periode saja melainkan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
  • Accounting Period (Periode Akuntansi)
 Kegiatan perusahaan dipisahkan dalam periode-periode tertentu, pada umumnya periode akuntansi terdiri dari 12 bulan atau satu tahun.
  • Objective (Objektif)
 Bahwa semua pencatatan transaksi-transaksi harus didasarkan pada dokumen asli.
  • Monetary Measurement Unit (Pengukuran Dalam Satuan Uang)
Seluruh informasi utama dalam laporan keuangan diukur dengan satuan ukuran uang.
  • Historical Cost (Harga Pertukaran)
Aset selalu dicatat dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan atau nilai belinya karena lebih objektif dan mudah untuk pelaporannya.
  • Matching Cost Against Revenue (Penandingan Beban Dengan Pendapatan)
Konsep ini menekankan perlunya menghubungkan beban biaya dengan pendapatan yang diakui pada periode yang sama.
  • Consistent (Konsisten)
Dalam penerapan metode pencatatan harus tetap, tidak bisa berubah-ubah sewaktu-waktu.
  • Konservatif
Dalam akuntansi kita dituntut untuk menerapkan prinsip kehati-hatian, misalnya seperti pendapat yang belum diterima tidak boleh dicatat, sebaliknya jika terdapat biaya yang belum tentu dikeluarkan harus tetap dicatat, contohnya adalah Cadangan Kerugian Piutang.


  • Materialitas
Dalam akuntansi ada nominal-nominal yang dapat diabaikan, namun tidak selamanya dapat diabaikan, seperti angka-angka dibelakang koma.
  • Transparan
Dalam penyajian laporan keuangan harus jelas sehingga tidak ada keraguan dalam penggunaannya.
  • Realisasi
 Akuntansi merealisasikan segala transaksi dalam bentuk laporan keuangan.

Friday 20 July 2012

Hanya Ibu yang Bisa “Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe”


            Tulisan ini hanya sebuah coretan, suatu bentuk pendapat pribadi
“Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe”
            Peribahasa itu pertama kali saya dengar dari Bapak Guru (Bpk Ngariyanto) waktu Pelajaran Bahasa Jawa saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar. Kurang lebih arti dari peribahasa itu adalah kerja keras itu tak perlu banyak pamrih. Saat itu, saya masih polos dan belum begitu bisa menggali pesan apa yang sebenarnya ada dalam peribahasa dari leluhur kita itu.
            Seiring dengan berputarnya waktu dan kehidupan, saya beranjak dewasa dan masih terngiang peribahasa itu dan ingin tahu lebih dalam mengenai maknanya dan siapa sebenarnya seseorang yang mampu mengaplikasikan peribahasa itu. Melihat beberapa aparat dan jajaran pemerintahan yang begitu ruwetnya saat ini dan mengurusi berates-ratus juta penduduk di Indonesia ini, apakah mereka bisa dikatakan telah melaksanakan pesan leluhur kita, jika juga mengkaitkan begitu banyaknya rupuiah yang diambil dengan sengaja oleh oknum-oknum tertentu yang tak bertanggungjawab. Apakah seperti itu yang matching dengan rangkaian kata yang menjadi peribahasa indah itu? Saya saya belum sesuai.
            Lalu siapa dengan baju profesi apa yang mampu menerapkannya? Manusia dengan sejuta kebutuhan dan bahkan keinginannya tentu berharap lebih atas apa yang telah mereka lalukan. Ingin uang, pangkat, pujian, dan hingga ketenaran. Ya manusiawi lah hal itu. Manusia yang cenderung materialistis dan memang sudah hukumnya. Namun masih adakah seseorang yang sedikit memiliki rasa ketulusan atas apa yang ia berikan kepada orang lain?
            Beruntung, kita masih menemui sosok seorang perempuan dengan kelembutan hati dan kasih sayangnya, Beliaulah “IBU’. Seseorang yang mampu memberikan apa yang dimilikinya, tak kenal lelah, bahkan nyawa yang menjadi taruhannya demi sang buah hati dengan ketulusan hati, sepi ing pamrih. Kasih sayangnya selalu mengalir, tak pernah surut dan tak pernah berharap balasan dari seorang anak. Tak pernah berharap sepeser pun rupiah dari buah hatinya. Ibu, seorang yang paling dekat, hebat dan jasanya tak dapat nilai dengan apapun dalam kehidupan kita. Berkaitan dengan peribahasa itu Ibu lah yang cocok menyandang makna ketulusan dalam peribahasa “ Sepi ing Pamrih, Rame ing Gawe”.
Ibu, aku sayang padamu.

Coba Angkat Tanganmu.


Dalam suatu waktu tepatnya Bulan Ramadhan seperti ini,  di suatu ruang kelas dari sebuah sekolah diadakan ulangan. Tak seperti ulangan yang biasanya yang diawasi oleh Bapak/Ibu Guru. Kali ini sengaja tidak diawasi,  tapi Bapak Guru berpesan untuk mengerjakan ulangan itu secara jujur. Hingga … Kemudian waktu ulangan selesai dan Bapak guru kembali ke kelas untuk meminta jawaban ulangan.  Sela beberapa menit, Bapak Kepala Sekolah menyusul masuk ke ruangan dan bertanya kepada peserta didik di kelas: “Bapak mau tanya, coba siapa yang ulangan tadi benar-benar jujur tanpa melakukan kecurangan dalam bentuk apa pun? Tolong angkat tangan yang merasa jujur?”
Dan…tak ada satu pun peserta didik yang mengangkat tangan. Mereka hanya terdiam.

#Apa arti diam ini?”, tanya Bapak Kepala Sekolah,


 

Thursday 19 July 2012

Bunga Pacar Sore


          Bunga Pacar Sore,,,begitu sebagian orang menyebut namanya. Bunga ini hanya menunjukkan keindahannya pada sore hari, mekar kelihatan segar saat bunga yang lain sudah sedikit layu. Hmmm…sungguh tampil beda. Mungkin bunga ini yang menjadi temanku dikala pagi dan sore, karena aku selalu berusaha menyapanya sebelum berangkat meskipun ia masih tertidur.
          Tadi pagi, aku lupa menyiramnya sebelum berangkat. Namun sekarang bunga tersebut sekarang sudah bermekaran kembali, meskipun tak ada yang menyiramnya, Ia tetap mampu menunjukkan kecantikkan dirinya. Tidak terlihat lemah akan tetapi tetap tegar meski sebenarnya butuh sedikit nutrisi. Hmmm…aku jadi ingin sekali belajar dari bunga pacar sore yang mungil di sudut taman kecil ini. Mampu memberikan keindahan kepada orang disekelilingnya meski terkadang tak ada siraman semangat dan cadangan semangat telah menipis.

Let’s Build Your Own Spirit. Semangat. ^^.